Fenomena ustadz lebay, alay......

Posted by Early Tokyo in

(Sekedar renungan jum'at)
Pada tahun 90'an umat disegarkan dengan gaya ceramah (Alm) KH Zainuddin MZ, dengan bahasa yang mudah dicerna, bahasan yang tidak terlalu berat, penerjemahan ilmu agama berat untuk disampaikan sehingga menjadi "renyah" memudahkan umat menyerap apa yang disampaikan oleh beliau, belum lagi diselingi dengan celetukan gurau sehingga membuat mata atau telinga akan tetap terjaga.
Hingga kemudian pecah kerusuhan 1998, dilanjuti dengan reformasi sekaligus liberalisasi dalam segala bidang sehingga hampir-hampir saja bangsa kita kebablasan berliberal hingga hampir tidak bermoral (bagaimana secara terbuka dan massive orang bebas memperjual belikan film porno hampir di setiap sudut kota Jakarta saat itu, ini salah satu indikatornya), dan kondisi ini juga ikut mewarnai dan merubah paradigma dan gaya pada masyarakat, demikian juga berbagai media.
Nah perubahan drastis pada media, yang terkuat adalah media televisi dalam membuat pengaruh massa, yang juga secara stabil merubah perilaku masyarakat, tak terkecuali juga metoda pendidikan dimana didalamnya termasuk metoda dakwah, diawali dengan kemunuculan da'i dari Bandung yang menyelipkan unsur lagu sebagai pengenal dan pembeda pada "merk pasar" bagi dirinya, dan kemudian bermunculanlah da'i dan ustadz, ustadzah yang menonjolkan "ciri khas" dalam gayanya, ada yang atraktif, kadang bernyanyi dan sedikit joged, ada yang memadukan unsur komedi dengan gaya membadut, dan banyak lagi dan lagi. Dan sekali lagi, dunia dakwah Islam hampir kebablasan melanggar pakem syar'i, mengapa demikian? Meminjam istilah pak Wisben seorang stand up comedian, maka "Timbul pertanyaan"?
Sebenarnya hal-hal tersebut diatas, terlepas dari apa yang pernah dikabarkan oleh Rasulullah SAW bahwa kelak (hari ini kah?) para ulama (kaum berilmu) akan dicabut dan akan banyak orang berfatwa tanpa ilmu sehingga sesat dan menyesatkan, namun juga dikarenakan hukum pasar, demand and order, selama permintaan membludak maka akan diusahakan bagaimanapun caranya agar pasokan terpenuhi, dari jenis, model dan tentu saja trendnya.
Inilah yang terjadi pada umat sekarang.
Umat yang resah dan haus akan ilmu agama, namun malas mengkaji secara serius dan ingin sesuatu yang instant dan segar, maka peluang tersebut dilihat oleh para "opportunis" media "inilah jalan meraup rating" yang tentu saja akan meraup rupiah, dollar dll.
Kata kuncinya 'INSTANT dan SEGAR".
Ditengah kesibukkan umat untuk berlomba dalam dunia, atau hanya sekedar bertahan hidup, hal demikian diatas tentu merupakan jalan termudah mendapat asupan rohani.
Celakanya, para pengumbar ilmu rohani "lebay", kini mudah terkontaminasi oleh hal-hal yang tabu dan bertolak belakang dengan akidah, sehingga menjadi bias bagi umat dan menjadi pembenaran pada perilaku yang sesungguhnya menyimpang dari akidah karena melihat panutannya melakukan hal tersebut di televisi.
Mereka para penabur ilmu rohani "tipi selebriti"  menjadi lembek dan lebih bisa "menerima" pada hal-hal dlluar syar'i karena "ewuh pakewuh" pada produser dan takut tidak dipakai lagi, astagfirulloh naudzubillahi mindjalik......
Inilah yang terjadi saat ini, mereka di stir oleh keinginan pasar yang kini konsumennya adalah umat lebay dan alay.
Mungkin inilah yang dimaksud oleh Allah SWT "Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit...." (At Taubah-9).
Apakah kita juga akan ikutan lebay dan alay? Masing-masing tahu jawabannya, Allah SWT sudah memberikan kebebasan untuk memilih, tinggal kita memilihnya secara bijak.
Wallahu alam bishowab....

Amazone

Buy blog reviews
My photo
Ordinary people in ordinary world

Articles

Pages

Do you follow me?

Blog Top Sites

Literature Blogs
Active Search Results

Iklan Baris