Gempa lagi, tafakurlah

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat…….
(Q.S. Al-Zalzalah (99):1)

Selang sekitar 12 menit lalu sebelum tulisan ini dibuat, tepatnya tanggal 2 September 2009 jam 14:55, kita semua, terutama di wilayah jawa, merasakan guncangan yang cukup membuat kepala sedikit pening, terlah terjadi gerakan di bagian bawah bumi dan efek pergeseran tersebut menimbulkan gelombang getar yang kita rasakan sebagai gempa.

Diketahui bahwa pusat gempa berada di Pangandaran, Tasikmalaya, Jawa Barat, di kedalaman 30 Km dibawah permukaan laut dan berpotensi tsunami.

Kita semua berdoa dengan penuh harap agar jangan sampai lagi terulang tragedi tsunami yang pernah menerpa bangsa ini hingga menimbulkan jutaan korban jiwa.

Namun dari sini kita patut bertafakur, sungguh kejadian itu berlaku begitu cepat, tanpa kita sadari, dan hingga saat ini belum ada satu tehnologipun yang mampu meramalkan kapan tepatnya gempa akan berlaku.

Begitu sangat cepatnya, seperti yang baru saja kita alami, kita hanya mampu mempercepat langkah untuk mencari tempat aman, sementara kita bisa melihat benda-benda disekitar kita bergoyang-goyang dan terkadang ada yang bergeser dari tempatnya semula.

Walaupun kita dibekali dengan akal dan naluri, namun kekuatan dahsyat ini tidak bisa kita hindari, bahkan insting binatang yang lebih peka (beberapa saat sebelum terjadi gempa, burung dalam sangkar kelihatan resah dan meloncat-loncat tidak seperti biasanya) pun tidak sanggup untuk menghindar, jika kita cermati dengan seksama, ketika gempa terjadi, hampir semua burung tidak melakukan penerbangan, mereka lebih cenderung diam atau hanya melompat dari dahan satu ke dahan lainnya, namun mereka berusaha menghindari untuk terbang..

Dibandingkan binatang-binatang itu, kita tidak memliki kelebihan naluri tersebut, namun jika kita mau mencermati sekilas saja perilaku mereka maka kita akan menyadari ada sesuatu hal yang tidak beres atau yang akan terjadi, dan beberapa tanda-tanda alam lainnya, namun sungguh kebanyakan kita terlalu tak perduli dengan hal itu.

Mungkin ini terjadi pada anda, disaat anda sedang tertawa, atau anda bahkan sedang menggunjing bahkan mungkin anda sedang melakukan hal yang dilarang dilakukan, maka sekejap itu anda akan berteriak ngeri dan lari berusaha menyelamatkan diri, Lihat apa yang terjadi, dan lihatlah kembali perubahan yang hanya berlaku dalam hitungan detik dengan perilaku anda ketika gempa itu datang.

Jika saja kita diberi naluri kuat seperti burung-burung itu, tentulah kita akan berdoa dan menghentikan hal-hal yang tidak senonoh yang sedang dilakukan dan kemudian bertaubat seketika itu juga.

Apakah kita berpikir mengapa kita hanya diberi kemampuan demikian?

Karena Sang Kholiq menginginkan agar kita selalu dalam keadaan siap kapanpun jika maut menjemput, siap dalam setiap waktu kita dalam keadaan yang tidak tercela, selalu ingat kepada-Nya dan agar kita selalu menghindar dari perbuatan-perbuatan yang dimurkai-Nya.

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (menjadi begini)?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. (Q.S. Al-Zalzalah (99):1-5)

Cobaan Allah melalui peristiwa gempa bumi menjadikan orang sadar akan kesalahannya dan lantas ia bertaubat dan kembali kepada jalan yang benar. Ada pula yang malah semakin jauh dari Allah atau mempersekutukan-Nya. Hal ini tergantung kepada cara ia menerima cobaan itu, sifat dan wataknya, pertimbangan dan pikirannya serta ikhtiar dan usaha manusia sesuai dengan kodrat yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Hikmah lain dari peristiwa gempa bumi adalah bahwa kita sebaiknya mempelajari tentang fenomena gempa karena peristiwa ini sering menyebabkan bencana yang menelan korban jiwa dan luka-luka, sehingga kita perlu mengetahui apa yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah terjadinya gempa (mitigasi, kesiapan, tanggapan, dan pemulihan). Wallahua’lam